RADENPEDIA - Trimegah Sekuritas (TRIM) dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia (code broker YP) jadi salah dua broker yang aktif investasi dalam saham lapis dua. Apa opsinya dalam pasar yang volatil karena wabah Covid-19 seperti sekarang ini?
Trimegah Sekuritas
Perusahaan broker sayap usaha Northstar, yaitu PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM) terus menambahkan pemilikan pada beberapa saham hingga tingkatkan pemilikan di atas 5 % walau index turun naik dengan tajam.
Trimegah yang jalankan ijin Mediator Pedagang dan Penjamin Emisi Dampak dalam payung Northstar Equity Partners III Ltd itu ialah emiten yang dikontrol oleh Patrick Walujo dan Glenn Sugita. Trimegah sendiri mempunyai code broker LG dalam mediator perdagangan saham alias code broker.
Saham yang dipunyai Trimegah dengan jumlah relatif besar itu ada pada enam emiten yang semua beberapa saham lapis ke-2 .
Stephanus Turangan, Direktur Khusus Trimegah mengatakan beberapa saham opsi Trimegah sampai di atas 5 % ialah emiten yang diperhitungkan berpotensi usaha keberlanjutan.
Berdasar data PT Kustodian Sentra Dampak Indonesia (KSEI) ada enam emiten yang dipunyai oleh TRIM. Dari jumlahnya ini perusahaan terdaftar lakukan taktik rebalancing portofolio bersamaan keadaan pasar atau gagasan perusahaan.
Emiten yang dipunyai oleh Trimegah dengan pemilikan terus ditambahkan yaitu pada perusahan air mineral PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO).
Trimegah terdaftar saat akhir triwulan II/2020 atau saat pucuk wabah Covid-19 mempunyai 206,21 juta helai saham ALTO atau sama dengan 9,41 %.
Jumlah ini semakin meningkat jadi 11,99 % pada 30 Desember 2020, lalu lanjut naik jadi 13,44 % per 9 Februari 2021.
Saat itu, pada perusahaan induk distribusi Toyota untuk Jawa tengah dan Yogyakarta, PT Bintraco Dharma Tbk (CARS), Trimegah terdaftar melepaskan tipis-tipis miliknya. Saham yang awalannya dikontrol seutuhnya oleh PT Ahabe Niaga Sesuai itu sudah bertukar tubuh hukum pengontrol.
Trimegah terdaftar jadi pemegang saham paling besar secara lembaga dengan 18,04 % di CARS.
Ahabe sendiri, di mana saat pelepasan saham pertama pada 10 April 2017 jadi pemegang saham paling besar dengan pemilikan 50,22 %, telah tak lagi terdaftar. Ada nama pemegang saham baru yaitu PT Merapi Agung dengan kepemilikan 11,97 % dan Weiser Global Capital Markets Ltd, yang beralamat di kota Nassau, Bahama sebagai pemegang 9,33 % saham perusahaan.
Saham pegangan TRIM lain dengan jumlah berarti secara prosentase yaitu PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT). Perusahaan ini dikontrol oleh Northstar yang memegang 41,80 %.
CENT sendiri diberitakan Bloomberg dalam step perundingan dengan Digital Colony untuk dilepaskan. Perusahaan ini ialah anak usaha Colony Capital, perusahaan investasi asal Amerika Serikat (AS) yang konsentrasi pada infrastruktur digital.
Walau dalam step perundingan pelepasan oleh induk upayanya, Trimegah terdaftar melepaskan pemilikan lewat lantai bursa secara perlahan-lahan.
Pada Juni 2020, saham Trimegah di CENT terdaftar sekitar 9,94 %. Jumlah ini turun jadi 7,6 % di akhir 2020 hingga saat ini.
Saham yang lain dipunyai ialah PT Misi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) dengan pemilikan turun dari 13,05 % pada Juni lalu jadi 8,04 % dan PT Bank OCBC NISP (NIPS) dengan pemilikan 22,45 %.
Trimegah pada Juni 2020 lalu sempat pernah mempunyai PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) dengan kepemilikian 7,67 %. Walau demikian per tahun akhir saham produsen produk furniture, industri kayu, dan exportir dan importir telah tak lagi terdaftar dalam pemilikan di atas 5%.
Turangan mengatakan kecuali kekuatan, opsi saham di atas 5% ini menimbang ide keberlanjutan usaha yang digerakkan perusahaan.
Berdasar situs perusahaan, per 31 Januari 2021, pemegang saham Trimegah kecuali Northstar yaitu PT Union Sampoerna (9,85 persen), selebihnya ialah warga terhitung direksi seputar 41 %.
Saham Unggulan Trimegah Sekuritas Dan MIRAE sepanjang 2020 |
MIRAE Asset Sekuritas
Kecuali Trimegah, broker dengan pemilikan beberapa saham di atas 5 % yang aktif di pasar modal atas investasinya ialah PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (code broker YP).
Saham yang dipunyai broker asal Korea Selatan itu ibarat PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK), PT Pertama Gapuraprima Tbk (GPRA), PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY). dan PT Trinitan Metals And Minerals Tbk (PURE).
Seperti Trimegah (LG), saham yang dipunyai langsung oleh Mirae (YP) turun naik. Tetapi sejumlah besar dalam status dilepaskan ke pasar.
Saham DUCK misalkan, pada 30 Juni 2020 dipunyai 35,25 % oleh Mirae. Tetapi, pada 9 Februari 2021 turun tinggal 27,75 %.
Demikian pula dengan saham JSKY, Mirae terdaftar aktif melepaskan miliknya hingga dari awalnya mempunyai 546,79 juta pada Juni 2020 jadi 425,85 juta helai saham pada 9 Februari lalu atau dari 26,9 % jadi 22,74 %.
Sedang perusahaan property yang dipunyai yaitu GPRA terdaftar tersimpan karena tidak ada tambahan atau peralihan pemilikan.
Mirae terdaftar dalam masa wabah ini menambahkan portofolio investasi ke perusahaan logam PT Trinitan Metals And Minerals Tbk (PURE). Mirae terdaftar terus menambahkan pemilikan. Dari awalannya belum terlihat di atas 5 % pada Juni 2020 jadi 9,63 % per Desember 2020 dan naik terus jadi 13,38 % pada 9 Februari kemarin.
Di luar opsi investasinya, Mirae Asset Sekuritas Indonesia sendiri menarget perkembangan nilai transaksi bisnis sejumlah 17 % pada 2021 ini. Beberapa taktik, dimulai dari penyelenggaraan persaingan sampai pembukaan kantor perwakilan baru sudah dipersiapkan perusahaan untuk tingkatkan jumlah investor.
Head of Wealth Management Mirae Asset Sekuritas Indonesia Fajrin Hermansyah menjelaskan, nilai transaksi bisnis saham nasabahnya sejauh 2020 ialah sejumlah Rp410 triliun. Keseluruhan itu melejit 97 % dibanding status di tahun 2019.
"Kami mencatat peningkatan penghasilan operasional sejumlah 38 %, yang ada di atas prediksi perusahaan," ucapnya dalam pertemuan jurnalis secara daring pada Kamis (11/2/2021).
Jumlah transaksi bisnis di tahun 2020 itu jadikan Mirae Asset Sekuritas Indonesia jadi perusahaan dampak paling besar dari segi nilai transaksi bisnis saham dalam negeri.
No comments