BAB I
1. Bangsa yang maju dapat dilihat dari perhatiannya terhadap pendidikan (B – S)
2. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kemajuan suatu bangsa (B – S)
3. Pendidikan yang dibutuhkan manusia hanya dibatasi oleh kematian (B – S)
4. Pendidikan yang dibutuhkan manusia tidak dibatasi oleh apapun (B – S)
5. Ilmu dapat diraih melalui pendidikan, baik formal maupun non formal (B – S)
6. Ilmu hanya dapat diraih melalui pendidikan formal tetapi tidak melalui pendidikan non formal. (B – S)
7. Islam mengenal dikotomi ilmu umum dan ilmu agama (B – S)
8. Islam tidak mengenal dikotomi ilmu umum dan ilmu agama (B – S)
9. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik (B – S)
10. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan alam (B – S)
11. Lingkungan abiotik adalah segala yang tidak bernyawa (B – S)
12. Contoh lingkungan abiotik adalah tumbuhan, batuan, air (B – S)
13. Lingkungan biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan dan manusia (B – S)
14. Contoh lingkungan biotik adalah manusia, hewan, dan air (B – S)
15. Sosial berarti kemasyarakatan (B – S)
16. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial dan masyarakat (B – S)
17. Interaksi sosial adalah hubungan antar individu saja (B – S)
18. Struktur sosial adalah urutan derajat kelas sosial dalam masyarakat mulai dari terendah sampai tertinggi (B – S)
19. Diferensiasi sosial adalah suatu sistem kelas sosial dengan sistem linier atau tanpa membeda-bedakan tinggi-rendahnya kelas sosial itu sendiri (B – S)
20. Integrasi sosial adalah pembauran dalam masyarakat bisa berbentuk asimilasi, akulturasi,kerja sama maupun akomodasi. (B – S)
BAB II
1. Sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya disebut nilai (B – S)
2. Nilai menurut Syihabuddin dikategorikan menjadi empat kelompok yaitu nilai universal, nilai budaya, nilai pribadi, dan nilai agama (B – S)
3. Nilai dapat berada di tiga kawasan; kognitif, afektif dan psikomotor (B – S)
4. Nilai dapat berada di dua kawasan; kognitif dan afektif (B – S)
5. Nilai menurut Cribbin dikategorikan menjadi empat kelompok yaitu nilai universal, nilai budaya, nilai pribadi, dan nilai agama (B – S)
6. Nilai agama (Islam) adalah nilai-nilai yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah (B - S)
7. Nilai agama (Islam) adalah nilai-nilai hanya bersumber pada Al-Qur’an (B - S)
8. Nilai Islam merupakan Way of Lifedalam kehidupan sehari-hari (B - S)
9. Secara global Al-Qur’an hanya memuat aspek akherat saja (B - S)
10. Secara global Al-Qur’an meliputi segala aspek kehidupan manusia, bukan hanya memuat aspek akherat saja (B - S)
11. Islam lahir sebagai rahmatan lil ‘alamin artinya hanya untuk Muslim saja (B – S)
12. Islam lahir sebagai rahmatan lil ‘alamin artinya bukan hanya untuk Muslim saja tetapi semua umat bahkan makhluk yang ada di langit dan bumi (B – S)
13. Sakhara secara harfiah berarti menundukkan atau merendahkan (B – S)
14. Manusia diciptakan Allah Ta’ala sebagai khalifah di muka bumi (B - S)
15. Manusia memiliki naluri selalu haus akan pengetahuan (B – S)
16. Budaya yang mesti dilestarikan adalah budaya yang etis dan relijius (B - S)
17. Kaidah hukum taklifi hanya ada dua yaitu halal dan haram (B - S)
18. Kaidah hukum taklifi bukan hanya ada dua yaitu halal dan haram (B - S)
19. Lingkungan harus diperlakukan oleh manusia dengan penuh tanggung jawab (B – S)
20. Nilai budaya tergantung pada norma-norma sosial, agama, dan situasi lingkungan (B – S)
BAB III
1. Suatu anggapan benar, padahal baru kemungkinan benar atau kadang-kadang malah tidak benar adalah pengertian prasangka (B – S)
2. Suatu anggapan benar, padahal baru kemungkinan benar atau kadang-kadang malah tidak benar adalah pengertian hipotesis (B – S)
3. Intuisi adalah suatu pendapat seseorang yang diangkat dari perbendarahaan pengetahuannya terdahulu melalui suatu proses yang tidak disadari (B – S)
4. Trial dan error yaitu metode coba-coba atau untung-untungan (B – S)
5. Metode ilmiah tidak sanggup menjangkau untuk menguji eksistensi wujud Tuhan (B – S)
6. Metode ilmiah sanggup menjangkau untuk menguji eksistensi wujud Tuhan (B – S)
7. Pendekatan interdisipliner yaitu pendekatan dengan berbagai ilmu yang serumpun yang relevan secara terpadu (B – S)
8. Pendekatan interdisipliner yaitu pendekatan dengan berbagai ilmu yang serumpun yang sama (B – S)
9. Pendekatan multidisipliner yaitu pendekatan dengan berbagai ilmu yang serumpun yang sama (B – S)
10. Metode inquiry adalah metode yang lebih menekankan kepada penyelidikan terhadap suatu masalah (B – S)
11. Dalam metode Problem solvingterdapat lima langkah yang harus dilakukan (B – S)
12. Metodik adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran (B – S)
13. Dalam metode Problem solvingterdapat enam langkah yang harus dilakukan (B – S)
14. Sains dibatasi hanya pada bidang-bidang empirisme-postivisme (B – S)
15. Sains tidak dibatasi hanya pada bidang-bidang empirisme-postivisme (B – S)
16. Sains dibatasi hanya pada bidang-bidang logika dan metafisika (B – S)
17. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal (B – S)
18. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran absolut (B – S)
19. Pengetahuan ilmiah bersifat objektif, metodik, sistematik dan universal (B – S)
20. Pengetahuan ilmiah bersifat subjektif, metodik, sistematik dan universal (B – S)
BAB IV
1. Menurut Dewey, pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan, pendidikan adalah kehidupan itu sendiri (B – S)
2. Menurut Ramaley, pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan, pendidikan adalah kehidupan itu sendiri (B – S)
3. Manusia adalah makhluk pembelajar, makhluk yang dapat dididik dan dapat mendidik (B – S)
4. Manusia adalah makhluk pembelajar, makhluk yang dapat dididik tetapi tidak dapat mendidik (B – S)
5. Calon pendidik harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional (B – S)
6. Calon pendidik tidak harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional (B – S)
7. Kompetensi guru yang terkait dengan penguasaan materi tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran disebut kompetensi pedagogis. (B – S)
8. Kompetensi guru yang terkait dengan penguasaan materi tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran disebut kompetensi kepribadian. (B – S)
9. Kompetensi guru yang terkait dengan penguasaan materi tentang teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran disebut kompetensi sosial. (B – S)
10. Menurut Syihabudin unsur-unsur dalam diri manusia di luar jasad yakni qalbu, ruh, akal dan nafsu (B – S)
11. Secara biologis manusia mengalami beberapa kali kematian (B – S)
12. Secara biologis manusia mengalami satu kali kematian (B – S)
13. Manusia secara psikologis dan pemikiran bisa mengalami beberapa kali kematian (B – S)
14. Manusia secara psikologis dan pemikiran mengalami satu kali kematian (B – S)
15. Manusia secara psikologis dan pemikiran tidak bisa mengalami kematian (B – S)
16. Manusia secara biologis dan psikologis mengalami satu kali kematian (B – S)
17. Menurut Fatah tarbiyyahadalah proses persiapan dan pemeliharaan anak pada masa kanak-kanak di dalam keluarga (B – S)
18. Menurut Rosidin tarbiyyahadalah proses persiapan dan pemeliharaan anak pada masa kanak-kanak di dalam keluarga (B – S)
19. Menurut al-Ghailayani tarbiyyahadalah proses persiapan dan pemeliharaan anak pada masa kanak-kanak di dalam keluarga (B – S)
20. Menurut al-Abrasyi tarbiyyahadalah proses persiapan dan pemeliharaan anak pada masa kanak-kanak di dalam keluarga (B – S)
BAB V
1. Undang-undang No. 32 tahun 2009 berisi tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. (B – S)
2. Undang-undang No. 32 tahun 2006 berisi tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. (B – S)
3. Undang-undang No. 32 tahun 2009 berisi tentang perlindungan dan pengelolaan sampah. (B – S)
4. Undang-undang No. 32 tahun 2009 berisi tentang perlindungan satwa langka dan pengelolaan lingkungan hidup. (B – S)
5. Pendidikan Lingkungan Hidup membantu masyarakat mendapatkan pengetahuan dan pemahaman untuk mengembangkan sikap,perilaku, dan contoh positif terhadap lingkungan hidup. (B – S)
6. Pendidikan Lingkungan Hidup membantu masyarakat mendapatkan pengetahuan dan pemahaman untuk mengeksploitasi lingkungan hidup. (B – S)
7. Pendidikan sains membantu masyarakat mendapatkan pengetahuan dan pemahaman untuk mengembangkan sikap, perilaku, dan contoh positif terhadap lingkungan hidup. (B – S)
8. Landasan hukum dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah Peraturan Pemerintah (B – S)
9. Landasan hukum dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah UU No. 32 tahun 2009 (B – S)
10. Landasan filosofis dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah UU No. 32 tahun 2009 (B – S)
11. Landasan hukum dalam pengelolaan lingkungan hidup adalah UU No. 32 tahun 2009 (B – S)
12. Sistem adalah sekumpulan unsur-unsur yang berhubungan saling menguntungkan sehingga mereka saling mematuhi sebagai satu kesatuan secara keseluruhan. (B – S)
13. Sistem adalah sekumpulan unsur-unsur yang berhubungan saling merugikan sehingga mereka saling mematuhi sebagai satu kesatuan secara keseluruhan. (B – S)
14. Sekumpulan unsur-unsur yang berhubungan saling menguntungkan sehingga mereka saling mematuhi sebagai satu kesatuan secara keseluruhan disebut Sistem. (B – S)
15. Sekumpulan unsur-unsur yang berhubungan saling merugikan sehingga mereka saling mematuhi sebagai satu kesatuan secara keseluruhan disebut sistem. (B – S)
16. Proses endogenik terjadi karena adanya gaya atau tenaga yang berasal dari dalam bumi (B – S)
17. Proses eksogenik terjadi karena adanya gaya atau tenaga yang berasal dari dalam bumi (B – S)
18. Vulkanisme merupakan semua gejala yang berhubungan dengan naiknya magma sampai ke permukaan bumi (B – S)
19. Proses eksogenik terjadi karena adanya gaya atau tenaga yang berasal dari luar bumi (B – S)
20. Vulkanisme merupakan semua gejala yang berhubungan dengan masuknya magma sampai ke pusat bumi (B – S)
BAB VI
1. Individu adalah orang seorang, pribadi orang yang terpisah dari yang lain dan organism yang hidupnya berdiri sendiri.(B – S)
2. Menurut Purnama, individu adalah suatu struktur yang membangun suatu kehidupan dalam bentuk organism. (B – S)
3. Manusia merupakan makhluk individu yang memiliki unsur jasmani dan rohani, fisik dan psikis, raga dan jiwa (B – S)
4. Seorang individu adalah perpaduan antara factor fenotip dan genotip. (B – S)
5. Pada era Food gatheringmanusia menanam tumbuhan untuk makanan (B – S)
6. Pada era Food gatheringmanusia masih berorientasi pada pencarian dan pengumpulan makanan (B – S)
7. Pada masa green revolution manusia mulai bercocok tanam dan mengembangkan pembibitan makanan. (B – S)
8. Pada masa green revolution manusia mulai membuat revolusi hijau. (B – S)
9. Pada masa green revolution manusia mulai menggunakan teknologi canggih. (B – S)
10. Homo socius berarti manusia adalah makhluk sosial (B – S)
11. Homo socius berarti manusia adalah makhluk individu (B – S)
12. Rural society berarti suatu masyarakat yang tinggal di pedesaan. (B – S)
13. Rural society berarti suatu masyarakat yang tinggal di perkotaan. (B – S)
14. Populasi dan seperangkat kebudayaan merupakan komponen masyarakat (B – S)
15. Populasi dan seperangkat kebudayaan merupakan komponen bangsa (B – S)
16. Learned behavior merupakan perilaku yang diperoleh melalui proses belajar (B – S)
17. Learned behavior merupakan perilaku yang diperoleh melalui proses kehidupan (B – S)
18. Pranata sosial diartikan sebagai suatu sistem tata kelakuan yang bermuatan sejumlah norma dan nilai yang berkenaan dengan dan berkonsentrasi pada aneka aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang beragam. (B – S)
19. Nadel menggolongan delapan golongan pranata sosial berdasarkan fungsinya. (B – S)
20. Nadel menggolongan lima golongan pranata sosial berdasarkan fungsinya. (B – S)
1 comment