Keluarga Ku Tak Semurah Rupiah Part IV
Gambar Judul Catatan Keluarga Ku Tak Semurah Rupiah |
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Hai sahabat setia SerambiCatatan, apa kabar nih? Maaf ya baru sekarang sempat memposting lanjutan dari Cerbung Keluarga Ku Tak Semurah Rupiah Part III. Penulis bermaksud ingin membagikan pengalaman yang insyaallah memiliki nilai penting dalam kehidupan. Semua ini berdasarkan pengalaman penulis yang penulis kolaborasikan. Baiklah udah gak sabarkan, yuk lanjutin bacanya.
_______________________________________________
Penulis : R Ayi Hendrawan Supriadi
_______________________________________________
Penulis : R Ayi Hendrawan Supriadi
Melalui pemikiran panjang aku mumutuskan unutuk melanjutkan kuliah ku, berbekal tekad dan harappan aku memutuskan untuk pergi kembali merantau. Banyak perdebatan yang harus aku terima diawal namun aku menganggap ini adalah pendewasaan diri. Aku memiliki semangat dan tekad serta harapan positif. Aku dan keluarga ku mencari sanak sodara yang barang kali ada disana sebagai tempat sementara aku bersinggah.
Berbakal tekad dan niat aku beserta kelurgaku berangkat pukul 06.00 pagi ke kota dengan perjalanan kurang lebih 4Jam. Aku merasa sedih melihat adik adik ku yang harus ikut berkendara mengantarkanku ke kota. Aku hanya kasihan melihat mereka yang harus berpanas panasan. Aku meminta maaf karena aku terlalu memaksakan keinginan ku ini. Tak lama disana Alhamdulillah aku bertemu dengan keluarga jauh dari Ibu Ku, Alhamdulillah keluarga ku bisa beristirahat disana. Aku masih berpikir dengan keputusan yang aku ambil, yaitu benar atau salah. Hingga diakhir perbincangan aku diperbolehkan untuk ikut singgah di rumah saudara ku ini.
Ke esokan harinya aku melaksanakan daftar ulang dikampus baru ku itu. Menghabiskan waktu yang panjang hingga sore hari aku baru selesai. Aku yang saat itu diantar oleh ayahku segera bergegas kembali ke rumah saudara ku dan berencana untuk kembali pulang terlebih dahulu karena adanya pengunduran awal masuk kuliah. Aku bersama adikku yang ke pertama menggunakan motor yang di pinjamkan oleh pamanku sedangkan ayah dan ibu ku di motor yang berbeda. Aku masih teringat saat itu udara malam yang dingin menusuk ke tubuh ini, aku berpikir tubuhku yang sedewasa ini saja masih merasa kedinginan bagaimana kedua adikku yang masih kecil. Aku hanya berdoa semoga adik adik ku diberikan kesehatan dan kekuatan.
Menetes air mataku sembari bercerita dan meminta maaf kepada adik ku. Aku membuat permintaan kepada adikku, bagi ku ini adalah permintaan sederhana dan semoga bisa dilaksanakan oleh adikku. Aku berpesan kepada adik ku, “Jangan pernah sekalipun menyontek walau dalam keadaan apapun, lebih baik nilai seadanya semampu kita ketimbang nilai kita ternoda oleh nilai yang bukan hak kita. Kita memang lahir dalam keluarga yang kurang baik dalam ekonomi tapi tidak untuk masalah akhlak, tetap percaya pada diri sendiri.” Ku teteskan air mata. Adi ku seraya menjawab “Iya A”. Aku ingin melihat adik ku bisa bahagia melebihi kebhagiaan ku saat ini. Aamiin ya robbal alamin.
Sampai di rumah saat itu hari sudah larut aku dan keluargaku segera beristirahat. Banyak sekali pembelajaran yang aku dapat hari itu, terutama pembelajaran dari kedua orang tua ku.
Ibuku yang saat itu sedang dalam umur kandungan tua berniat untuk mengantarkan ku ke kota, aku menolaknya aku lebih baik sendiri. Bukan apa apa, aku hanya takut akan terjadi hal yang tak diinginkan selama perjalanan.
Hari itu adalah hari pertama aku melaksanakan perkuliahan, aku merasa gerbang menuju mimpi ku sudah mulai terbuka. Namun aku takut terpeleset jatuh. Pertemuanku dengan berbagai karakter manusia ada disini dari beberapa suku yang ada di Indonesia ada disini. Aku senang jumpa dengan kalian. Alhamdulillah mereka mempercayaiku untuk menjadi ketua kelas mereka. Bertambah semangatku dalam berkuliah.
_____________________________________________
_____________________________________________
Dari perjalan ku sampai aku saat ini aku percaya bahwa keluarga itu sangat berharga dan tidak akan ada di dunia ini pun yang bisa menggantikannya. Sungguh munafik kita jika kita tak merasa nyaman di rumah. Jika kamu tak percaya maka lebih baik kamu rasakan sendiri tentang berharganya Keluarga.
“Keluarga Ku Tak Semurah Rupiah” Terima kasih telah membacanya jangan lupa berkomentar agar kedepannya bisa lebih baik kembali.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Untuk Berlangganan bisa klik Tombol SUBSCRIBE dibagian bawah blog ini.
Jangan lupa untuk LIKE, SHARE and COMMENT agar blog ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Tags :
Cerbung Keluarga Ku Tak Semurah Rupiah Part IV
Cerpen Terbaik 2019
Cerbung Terbaik 2019
New Story 2019
Belajar Penulis Cerpen
Cerpen dan Motivasi
Nilai-Nilai Kehidupan
44 comments
thanks gan
Siang malem gua cari duit gak kenal waktu juga karena keluarga hehe.
Jangan sungkan mampir bang https://rspdapur99.blogspot.com
Dalam satu konteks, jgn trlalu banyak pada frase "aku" atau "-ku",
Cek KBBI utk bbrp kta tertentu
dan
Kata benda + ku tak perlu pke spasi, gan. Contoh: diriku, pulpenku