seni tari

Raden Pedia
August 27, 2019
0 Comments
Home
seni tari

 A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga 6 tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, daya pikir, emosional dan sosial yang tepat dan benar agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Pada lembaga ini anak yang masuk PAUD/TK diperkenalkan pada berbagai aktivitas sehingga mereka memiliki kompetensi belajar yang telah ditetapkan, salah satu kompetensi yang diharapkan adalah kemampuan kelenturan tubuh anak dalam Seni Tari Tradisional khususnya Tari Kejai dan Tari Piring melalui latihan menari. Pada anak usia TK, perkembangan kemampuan fisik anak mengalami perkembangan secara pesat dan cepat, proses kemampuan fisik kelenturan tubuh anak berkembang secara pesat dan cepat pada usia TK. Tumbuh kembang kemampuan fisik kelenturan tubuh anak tentunya berhubungan dengan proses perkembangan gerak anak. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini menyangkut pengembangan fisik kelenturan tubuh (flexibility) anak yang berkenaan dengan Latihan Menari untuk anak usia Taman Kanak-Kanak khususnya Tari Tradisional (Tari Kejai dan Tari Piring). Pada dasarnya anak-anak menyukai menari, maka itu untuk mengasah kemampuan fisiknya dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk menari bersama karena menari menuntut keseimbangan keselarasan gerak tubuh, kekuatan dan kelenturan otot tubuh. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas B Taman Kanak-Kanak Izzatul Islam ada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kelenturan tubuh yang berkenaan dengan kemampuan menari (menurut Edi Sedyawati, 1979 : 20) yaitu : 1. Anak belum mampu bergerak dengan keseimbangan tubuh dalam menari. 2. Anak belum mampu menselaraskan gerak langkah kaki dengan musik. 3. Anak belum memiliki kekuatan gerak dalam gerak sebenarnya . 4. Anak belum mampu mengembangkan kelenturan otot tubuh dalam menari. Dalam teori tentang Seni Tari (keterampilan gerak) menari sebenarnya bisa diatasi jika guru dapat memahami kemampuan menari yang dimiliki setiap anak dan setiap anak mendapatkan latihan menari sejak dini. Dengan dilatihnya anak dalam kemampuan menari tentunya perkembangan kelenturan otot tubuh anak akan meningkat. Berdasarkan permasalah tersebut, maka penulis ingin meningkatkan kualitas pembelajaran dalam Seni Tari untuk meningkatkan kelenturan tubuh anak di kelas B Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Izzatul Islam. Oleh karena itu penulis merasa perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas lebih mendalam dengan demikian penulis berharap dengan “Meningkatkan Kelenturan Tubuh Anak Melalui Seni Tari Tradisional di Kelas B Taman Kanak-Kanak Izzatul Islam”. Selain meningkatkan kelenturan tubuh anak juga dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan, yaitu intelektual, bahasa, emosi, fisik-motorik dan keterampilan anak sehingga proses belajar mengajar anak berlangsung tidak membosankan dan menarik bagi anak.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Ruang lingkup atau area kajian yang dapat dijadikan fokus penelitian ini yang berhubungan dengan proses pembelajaran dalam rangka perbaikan strategi pembelajaran kecerdasan kinestetik terutama bidang perkembangan motorik ; kecerdasan kinestetik. Bidang perkembangan motorik perbaikannya difokuskan pada kelenturan tubuh dalam seni tari tradisional. Alasan menggunakan seni tari tradisional selain untuk melenturkan tubuh juga untuk mengenalkan budaya bangsa.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Mengingat luasnya area dan fokus penelitian tentang seni tari tradisional (Tari Kejai dan Tari Piring) pada anak usia dini, maka tidak semua area dan fokus penelitian yang sudah diuraikan di atas akan diteliti disebabkan oleh berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas/PTK (Classroom Action Research) ini membatasi fokus penelitian pada ”Proses Pembelajaran di kelas (Classroom Process) sebagaimana yang sudah diuraikan di atas. Fokus penelitian ini adalah melatih keterampilan gerak untuk meningkatkan kelenturan tubuh anak melalui latihan menari Seni Tari Tradisional. Dipilihnya strategi latihan keterampilan gerak agar dapat mengembangkan kemampuan kelenturan tubuh anak dilandasi dengan alasan yaitu dengan anak sesering mungkin berlatih menari dengan latihan meliukkan badan ke kanan dan ke kiri tujuannya meningkatkan kelenturan pinggang dan lengan. Melatih kelenturan pergelangan kaki dan tangan dengan bimbingan yang benar dan tepat sesuai dengan usia anak serta melatih dan melentingkan tubuh ke belakang ini bertujuan meningkatkan kelenturan pinggang dan punggung dilatih dengan bimbingan yang benar dan tepat. Sesuai dengan keterbatasan penelitian hanya terbatas pada seni tari tradisional khususnya Tari Kejai dan Tari Piring untuk meningkatkan kelenturan tubuh anak ; maka temuan–temuan yang didapati hanya dapat dikaitkan dengan kondisi pembelajaran dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan keadaan dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini yakni di lingkungan anak usia dini Taman Kanak-Kanak Izzatul Islam Lebong.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Bertitik tolak dari pembahasan masalah di atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : ”Apakah seni tari tradisonal dapat meningkatkan kelenturan tubuh anak di kelompok B Taman Kanak-Kanak Izzatul Islam Kabupaten Lebong?”.
E. Tujuan Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya penelitian ini merupakan pengamatan pada anak TK Izzatul Islam dalam meningkatkan kelenturan tubuh melalui seni tari tradisional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara menciptakan kelenturan tubuh anak melalui seni tari tradisional dengan latihan menari sehingga tubuh anak dapat menari dengan baik dan benar.
F. Kegunaan Hasil Penelitian Manfaat Penelitian Tindakan Kelas yaitu : a) Manfaat bagi anak didik yaitu : 1. Anak dapat menggerakkan kelenturan tubuh yang dikoordinasikan dengan mata, otak dan perasaan. 2. Anak dapat meselaraskan gerak kaki dengan ritme musik. 3. Anak dapat memiliki kekuatan gerak dalam gerak yang sebenarnya. 4. Anak dapat mengembangkan kelenturan otot tubuh dalam menari. b) Manfaat bagi guru 1. Dengan diadakannya PTK dapat meningkatkan mutu belajar dan pembelajaran di kelas. 2. Sebagai pengalaman guru, dapat mengatasi anak yang memiliki kekurangan dalam menggunakan kemampuan kelenturan tubuh khususnya dalam hal menari. 3. Penelitian ini tentunya sebagai bekal untuk masa yang akan datang dalam menekuni profesi guru dalam bidangnya. c) Manfaat bagi sekolah 1. Dapat meningkatkan mutu pendidikan di TK dalam menghadapi persaingan secara sehat. 2. Dapat meningkatkan keprofesionalan guru dalam dunia pendidikan. 3. Dapat memberikan hal yang positif untuk kemajuan sekolah dalam menghadapi persaingan dalam dunia pendidikan.



BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Seni Tari Tradisional

a. Pengertian Seni Tari Tradisional Seni Tari Tradisional dapat diartikan sebagai : salah satu budaya yang sangat lama dan tidak peka oleh zaman yang hidup dan berkembang pada masyarakat tertentu sejak zaman dahulu sampai sekarang merupakan satu wujud ekspresi manusia terhadap lingkungan dan kehidupan. Nilai-nilai kehidupan yang ada dalam tradisi masyarakat dapat di tuangkan dalam keindahan tarian. (Soeryodiningrat, 1986 : 2). Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan (Haukins, 1990 : 2). b. Tujuan dan Fungsi Adapun tujuan dan fungsi dari seni tari adalah mengembangkan kelenturan tubuh anak dalam menggerakkan anggota tubuhnya dalam rangka latihan kelenturan otot, dan terjadinya koordinasi tangan dan kaki sebagai persiapan untuk menari (Campbell dan Dickinson, 2002 : 77-96). Sejalan dengan itu di dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) bidang pengembangan kemampuan dasar yaitu fisik dapat dilihat dari hasil belajar anak yaitu : dapat menggerakkan kelenturan tangan dan kakinya serta pinggang dan punggungnya untuk kelenturan otot tubuhnya. c. Langkah-Langkah Latihan Menari Seni Tari Tradisional Adapun langkah-langkah latihan seni tari tradisional khususnya Tari Kejai dan Tari Piring dalam latihan menari yaitu: a. Menyiapkan media pembelajaran atau bahan ajar yang akan disampaikan atau dilatih. b. Mengatur pembagian kelompok. c. Memberikan materi atau contoh gerak untuk menari. d. Demonstrasi. e. Melaksanakan evaluasi. d. Kegiatan yang dilakukan anak saat belajar menari 1. Anak mengikuti langkah kaki yang dicontohkan. 2. Anak melentikkan jari. 3. Anak menggerakkan kaki ke depan dan ke samping. 4. Anak menggoyangkan pinggul. 5. Anak bergerak sesuai dengan gerak yang diberikan oleh guru secara keseluruhan. 2. Meningkatkan Kelenturan Tubuh Anak Melalui Latihan Menari Tari Tradisional a. Pengertian Menari Menari adalah suatu kegiatan menggerakkan badan dengan berirama yang diiringi dengan bunyi-bunyian atau musik (Enoch Atmadibrata, 1979 : 8). Kemampuan menari yang dimiliki oleh seorang dipengaruhi oleh bakat dan pengalaman, keterampilan menari diberikan kepada anak yang mempunyai bakat ataupun tidak yang penting mereka memiliki minat dan motivasi untuk menari. Dengan demikian menari bukanlah sekedar menggerakkan badan melainkan merupakan upaya untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran yang ada pada diri individu. Kegiatan menari di TK harus memperhatikan kesiapan dan kematangan anak, karena kegiatan tersebut dapat dilakukan jika perkembangan kelenturan tubuh anak telah matang dimana dapat terlihat dari kemampuan anak dalam menari. Ada dua kemampuan yang diperlukan anak dalam menari yaitu kemampuan dalam menirukan gerak dan kemampuan anak dalam mengekspresikan gerak. Berdasarkan pengertian menari di atas dalam penelitian ini menari yang dimaksud adalah bergerak dengan irama dengan kelenturan tubuh yang maksimal dengan tingkatan usia anak sebagai subjek penelitian. b. Tahapan Kemampuan Menari Ada 2 tahapan dalam kemampuan menari (Soedarsono, 1978) sebagai berikut : 1. Olah tubuh dasar, yaitu tahapan untuk kelenturan otot tubuh anak, agar terbentuk otot yang elasfisitas, sehingga memudahkan anak bergerak dalam menari. 2. Pengenalan gerak tari, yaitu tahapan melatih gerak tari pada tahap ini anak belajar tentang berbakai bentuk gerak yang akan ditampilkan dalam tarian tersebut. Keterampilan menari diberikan kepada anak yang mempunyai bakat ataupun tidak yang penting mereka memiliki minat dan motivasi untuk menari. Adapun tujuan pendidikan tari antara lain sebagai berikut : 1. Pendidikan di dalam mengajar keterampilan menari, guru pandai memilih gerakan yang sesuai dengan kemampuan anak. 2. Melatih perasaan, dengan menari diharapkan anak dapat menjiwai tarian tersebut, misalnya gerakan yang gembira ekspresi wajah akan terlihat ceria. 3. Melatih ingatan, untuk dapat membawakan suatu tarian anak perlu hapal gerakan-gerakannya, dengan menghafal suatu tarian daya ingat akan terlatih. 4. Mengembangkan potensi, bagi anak yang mempunyai bakat dalam seni tari, dengan mengikuti pelajaran-pelajaran menari secara kontinyu bakat yang dimiliki anak akan berkembang. c. Tahapan Kegiatan Kelenturan Tubuh 1. Kegiatan Kelenturan Tubuh Tujuan dari pengajaran menari adalah keterampilan yaitu mampu bergerak dengan keseimbangan untuk menjaga kekompakan dalam bentuk tarian. Langkah yang harus dilakukan pertama-tama anak harus dapat menari dengan kelenturan otot yang seluas-luasnya. Oleh karena itu, pengajaran menari pada tahap awal dapat difokuskan pada cara latihan melenturkan otot dengan benar. Penguasaan gerak merupakan hasil dari proses belajar yang dilakukan secara berkelanjutan, misalnya dalam bentuk latihan tari, proses belajar pada praktek tari memerlukan suatu latihan yang rutin sehingga dapat melatih kemampuan menyerap pelajaran dan menguasai materi, dalam hubungan itu Saadjaah Edja (1995 : 35) mengungkapkan “Learning is the process by which an activity originate or is change though training to produres” (Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan). 2. Jenis-jenis kesulitan menari Ada beberapa jenis kesulitan yang dialami dalam latihan menari awal : a. Salah melangkahkan gerak kaki b. Gerakan terlalu sulit c. Tidak dapat menselaraskan gerak dengan musik d. Gerakan masih kaku, belum elastis e. Keseimbangan gerak tidak kompak f. Tidak memiliki kekuatan gerak g. Gerak terlalau cepat Para pakar menyarankan agar anak dapat diberi latihan untuk menari dengan cara diurutkan berdasarkan proses perkembangan kemampuan menari dengan melatih olah tubuh dan kelenturan otot tubuh. 3. Perkembangan Keterampilan Kelenturan Tubuh a. Pengertian Kelenturan Tubuh Perkembangan kelenturan tubuh (Flexibility Development) adalah perubahan secara progresif pada otot dan kemampuan untuk melakukan gerak yang elastis yang diperoleh melalui interaksi antar faktor kematangan (Maturation) dan latihan (Experiences) selama kehidupan yang dapat dilihat melalui perubahan/ pergerakan yang dilakukan (Santoso, 1986 : 1). Kemampuan bergerak dengan keseimbangan tubuh. 2) Kemampuan menselaraskan gerak langkah kaki dengan musik. 3) Kemampuan dalam memiliki kekuatan gerak dalam gerak sebenarnya. 4) Kemampuan mengembangkan kelenturan otot tubuh (menurut Edi Sedyawati, 1979 : 20). Kelenturan tubuh adalah kemampuan persendian untuk melakukan gerakan yang seluas-luasnya (Harsono, 1988). Kelenturan pada tubuh penari sangat diperlukan saat melakukan kegiatan menari. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelenturan meliputi antar lain : (a) sifat elastis dari otot, (b) temperatur dingin kelenturan kurang, (c) sesudah melakukan pemanasan, temperatur panas, kelenturan baik dan (d) unsur psikologis takut bosan dan kurang semangat menyebebkan kelenturan berkurang. Pengembangan kelenturan dapat dilakukan dengan latihan secara dinamis, statis atau kombinasi dari keduanya. b. Fungsi dan Tujuan Perkembangan Kelenturan Tubuh Dalam standar kompetensi kurikulum Taman Kanak-kanak (TK) tercantum bahwa tujuan pendidikan di Taman Kanak-kanak adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahwa, fisik/motorik, serta seni untuk memasuki pendidikan dasar. Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan fisik/motorik, maka para guru Taman Kanak-kanak akan membantu meningkatkan keterampilan fisik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar dan halus dan meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Fungsi pengenalan keterampilan kelenturan tubuh adalah untuk mendukung aspek pengembangan lainnya, yaitu aspek kognitif dan aspek sosial serta aspek seni yang pada hakekatnya setiap pengembangan tidak terpisah satu sama lain. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan gerakan yang dihasilkan dari kemampuan mengontrol otot-otot besar. Kegiatan motorik kasar adalah : berjalan, berlari, melompat, memanjat, menari dan sebagainya. c. Perkembangan Kelenturan Tubuh Dalam pengembangan kelenturan tubuh anak usia 4-6 tahun adalah sebagai berikut : 1. Mampu mengembangkan keterampilan kelenturan tubuh yang berhubungan dengan keterampilan gerak tubuh. 2. Mampu mengerakkan anggota tubuh seperti kesiapan menari. 3. Mampu mengkoordinasikan gerak dan ekspresi. 4. Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas kelenturan tubuh. 5. Dapat menggerakkan anggota tubuhnya dalam rangka latihan kelenturan otot, dan terjadinya koordinasi gerak dan ekspresi sebagai persiapan menari (Hibanas, 2002 : 38). d. Tujuan Perkembangan Kelenturan Tubuh Aktivitas pengembangan keterampilan kelenturan tubuh anak usia Taman Kanak-kanak bertujuan untuk melatih kemampuan koordinasi gerak anak. Koordinasi antara gerak kaki dan tangan dapat dikembangkan melalui kegiatan permainan stimulasi misalnya permainan jalan rupa-rupa dan sebagainya. e. Kegiatan Kelenturan Tubuh Perkembangan gerak kelenturan tubuh anak berdasarkan usia perkembangan anak 4-6 tahun menurut Edi Sedyawati (1979 : 31) dapat dikembangkan sebagai berikut : 1. Peregangan otot/pemanasan 2. Melatih otot leher 3. Meliukkan badan ke kanan dan ke kiri 4. Berdiri dengan satu kaki dengan sikap kapal terbang 5. Split 6. Melentingkan tubuh ke belakang 7. Berdiri dengan kedua tangan di pinggang, memiringkan pinggang ke kiri dan ke kanan 8. Meluruskan kedua tangan dengan jari-jari yang saling dikaitkan. 9. Melompat-lompat dengan keseimbangan 10. Berdiri dengan kuda-kuda 11. Berdiri tekuk salah satu lutut kedepan 12. Kedua kaki diinjit 13. Berdiri, tekuk salah satu lutut ke belakang 14. Senam dengan gerakan kreativitas sendiri. G. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif atau Disain-disain Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih Rancangan alternatif disain intervensi tindakan ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan menyusun rencana tindakan dalam pembelajaran. Pada pelaksanaan ini direncanakan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti memilih salah satu model yang cocok dengan penelitiannya, yaitu model penelitian dari Kemmis dan Mc. Taggart. Hal ini dilakukan karena penelitian yang dilakukan sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Langkah-langkah penelitian yakni : 1. Observasi (Observing), 2. Aksi atau tindakan (Acting), 3. Refleksi (Reflecting). Langkah ini digunakan untuk merivisi berbagai kelemahan untuk melakukan siklus. Setelah direvisi dilaksanakan kembali pada siklus berikutnya hingga ke siklus 2 dan 3. Selain itu dengan model ini akan memberikan pengalaman bagi guru untuk dapat memperbaiki pembelajaran dan mengetahui kelemahankelemahan yang ditemukan pada setiap siklusnya, agar bisa diperbaiki pada siklus berikutnya, hingga memperoleh hasil yang lebih baik juga bagi anakanak. H. Bahasan Hasil Penelitian yang Relevan Bahasan hasil penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Kelenturan Tubuh Anak Melalui Seni Tari Tradisional dengan Latihan Keterampilan Gerak Menari di TK Izzatul Islam Kabupaten Lebong” penelitian yang relevan untuk mendukung adalah hasil penelitian yang dilakukan Eti Oktavianis (2010) bahwa dengan perbaikan-perbaikan pada siklus, serta penggunaan media yang menarik dapat memotivasikan dalam merangsang anak untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dengan judul “Meningkatkan Logika Matematika Anak Melalui Kegiatan 3M (Menggunting, Menempel, Meronce) dengan Tema Kebutuhanku pada Kelompok B1 TK Aisyiyah 1 Kepahiang”. Dalam penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan didapat hasil pada siklus 1 diperoleh mencapai 50,60% menjadi 60,30% pada siklus 2 mengalami peningkatan mencapai 90%. Dari uraian di atas maka penulis mencoba dengan keterampilan gerak untuk meningkatkan kelenturan tubuh anak di kelompok B TK Izzatul Islam Kabupaten Lebong. I. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan Dari acuan teori di atas bagaimana anda meningkatkan kelenturan tubuh anak dengan latihan menari melalui Seni Tari Tradisional pada anak kelas B TK Izzatul Islam Lebong? Dari pengembangan konseptual perencanaan tindakan ini dapat dikembangkan melalui kegiatan pelaksanaan program di TK dengan kegiatan Seni Tari Tradisional mengacu kepada tema kegiatan, media dan pelaksanaan RKH, dan evaluasi, dapat dilihat di bawah ini. Seni Tari Kelenturan Tubuh Tradisional Perkembangan Motorik Proses Belajar Mengajar Bidang Motorik 

Blog authors

Raden Pedia
Raden Pedia
Memberikan Informasi Terkini dan Membahas Berbagai Artikel

No comments