Rasa takut merupakan suatu tanggapan emosi terhadap ancaman, bahkan beberapa ahli psikologi menyatakan bahwa rasa takut merupakan emosi dasar yang sejajar dengan kesedihan, kemarahan dan juga kebahagian. Sehingga memiliki rasa takut dinilai wajar asalkan tidak berlebihan karena pada dasarnya rasa takut dapat diatasi dengan menjalin hubungan dan dukungan dari orang terdekat. Pada anak anak rasa takut dapat terjadi dapat muncul dari perkembangan interaksi dan lingkungan. Ketakutan yang dialami oleh anak anda akan memiliki rasa tidak nyaman, khawatir dan kepanikan. Pada umunya ketakutan yang dialami oleh anak lebih berbentuk ketakutan pada perpisahan atau orang baru dikenalnya. Bagi anda sebagai orang tua sebaiknya membekali anak anda dalam cara mengatasi ketakutan yang dialaminya.
Jenis ketakutan yang sering kali terjadi pada anak adalah takut perpisahan, takut orang baru, takut kegelapan, takut mandi dll. Adapun bagi anda sebagai orang tua perlu anda ketahui bahwa ketakutan pada anak disebabkan oleh beberapa hal baik secara fisik maupun psikis, ancaman, ketidaknyamanan seperti suntikan atau pada anak diatas usia 4 tahun telah memiliki fantasi sendiri, salah satunya adalah objek bayangan yang ditakutinya seperti monster. Adapun bagi anda sebagai orang tua dapat mengatasi rasa takut pada anak anda dengan cara cara berikut :
1. Menjelaskan ketakutan yang dialaminya
Beberapa anak anak memiliki rasa takut pada orang yang baru dikenalnya, ketakutan ini apabila dibiarkan akan menutup interaksi pada anak anda. Sehingga anda sebagai orang tua dapat menjelaskan ketakutan yang diamalami oleh anak anda, pada dasarnya rasa takut dimiliki oleh semua orang termasuk orang dewasa akan tetapi orang dewaa memiliki rasa takut yang berbeda sedangkan pada anak anak rasa takut sebenarnya tidak ada atau tidak menakutkan pada objek atau lingkungan tertentu. Hal ini akan membantu anak anda dalam menempatkan rasa takut yang masuk diakal.
2. Membutuhkan waktu
Anak anda tidak akan sekaligus dapat mengatasinya sehingga anda dapat memberikan waktu untuk beradaptasi pada objek dan lingkungan yang dianggapnya takut. Anda dapat bersantai dalam mengatasi rasa rakut anak anda. Dengan penjelasan dari anda, anak anda akan mengurangi rasa takut yang dimilikinya.
3. Perbanyak aktifitas yang melibatkan orang lain
Salah satu sumber ketakutan yang dialami oleh anak anak adalah ketakutan berpisah dengan orang tuanya, sehingga bagi anda yang akan meninggalkan anak anda dengan orang lain sebaiknya anda berikan penjelasan sebelum anda pergi meskipun anak anda akhirnya akan menangis. Hal ini untuk memberikan ruang kenyamanan ketika anak anda melakukan aktifitas yang melibatkan orang lain, sertakan beberapa kata yang menjelaskan bahwa anda akan kembali untuk bersamanya.
4. Hindari menertawakan reaksi takut
Bagi anda yang meremehkan ketakutan anak akan berimbas buruk pada perkembangan mental anak anda. Hal ini berkaitan dengan rasa takut yang dialaminya merupakan ancaman yang nyata dialami oleh anak anda sehingga membutuhkan cara untuk mengatasinya meskipun demikian hindari cara yang bersemangat dalam menangani rasa takut pada anak anda.
5. Hindari membicarakan rasa takut anak pada orang lain
Sebaiknya anda menghindari untuk mengolok ngolok pada anak anda. Pada usia anak anak dengan cara seperti itu akan membuatnya tidak percaya diri sehingga perkembangannya dalam memunculkan keberanian dalam diri akan sulit.
Setiap anak pasti mengalami ketakutan, kekhawatiran atau kecemasan sebagai bagian dari perkembangan yang normal, tetapi beberapa anak menderita anxiety disorders, yaitu kecemasan yang berlebihan dan sangat melelahkan.
Barlow (2002) mendefinisikan kecemasan (anxiety) sebagai karakteristik suasana hati (mood) yang dipengaruhi oleh emosi negatif yang kuat dan gejala fisik ketika anak mengantisipasi bahaya yang akan datang atau kesulitan dengan penuh rasa kekhawatiran (Mash & Wolfe, 2010).
Dua kunci utama kecemasan adalah emosi negatif yang kuat dan ketakutan. Anak yang mengalami kecemasan yang berlebihan dikatakan sebagai anxiety disorders, yang dapat terjadi dalam berbagai bentuk.
Faktanya, kecemasan merupakan hal yang normal dan diharapkan pada usia dan situasi tertentu. Misalnya anak usia 1 tahun merasa khawatir ketika berpisah dengan ibunya, kemudian perasaan cemas ketika akan melakukan hal yang penting seperti menghadapi ujian. Tetapi kecemasan akan menjadi masalah ketika berlebihan. Kecemasan yang tidak terkontrol dan berlebihan dapat melelahkan anak. Walaupun anak tahu bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, anak akan tetap merasa takut dan melakukan apa saja untuk menghindari situasi tersebut.
Kecemasan melibatkan reaksi terhadap bahaya atau gangguan, reaksi ini dikenal sebagai fight/flight response. Fight response adalah menghadapi bahaya tersebut. Sedangkan flight response adalah menghindari bahaya tersebut.
Gejala-gejala kecemasan dapat dilihat melalui 3 sistem yang saling berkaitan, yaitu: fisik, kognitif dan tingkah laku. Misalnya secara fisik, meningkatnya jumlah keringat, mual, dan sebagainya. Kemudian secara kognitif, misalnya timbul pikiran negatif seperti ketakutan akan disakiti atau terluka dan sebagainya. Sedangkan secara tingkah laku misalnya dengan menangis atau berteriak, menggigit kuku, dan sebagainya.
Penting untuk membedakan kecemasan dengan 2 bentuk emosi yang hampir sama yaitu takut dan panik. Takut merupakan tanda reaksi yang langsung muncul ketika ada bahaya atau keadaan darurat, reaksi emosi yang berorientasi pada saat ini. Sedangkan kecemasan adalah reaksi emosi yang berorientasi pada masa yang akan datang yang memiliki karakteristik akan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi. Sedangkan panik adalah kumpulan gejala fisik dari fight/flight response yang tidak diharapkan pada bahaya atau ancaman yang tidak ada.
No comments